Kamis, 29 Mei 2014
Selasa, 27 Mei 2014
05.44
No comments
Ilustrasi |
Polda
Papua meringkus dua penyeludup senjata api dan amunisi dari Filipina,
Senin 19 Mei 2014. Rencananya senjata yang diselundupkan akan dipasok
untuk kelompok separatis bersenjata di Pegunungan Papua (OPM)
Dari
tangan pelaku disita satu pucuk senjata jenis AR 15, satu FN 46, satu
revolver, dan tiga magasin, 22 butir amunisi, serta uang Rp80
juta."Ini akan dipasok ke kelompok kriminal di Pegunungan
Papua," kata Juru Bicara Polda Papua Kombes Pudjo Sulistyo
kepada wartawan.
Menurut Pudjo, penyelundup yakni YM, senjata itu dibeli langsung dibeli dari Filipina melalui jalur laut. "Dia masuk ke Filipina melalui Manado lalu menyeberang ke Sanger, kemudian naik speed boath selama 6 jam masuk ke Filipina Selatan," kata Pudjo.
Setelah membeli senjata api dan amunisi, YM kembali masuk Indonesia melalui jalur laut dengan rute yang sama.
Dari Manado, YM menuju Papua menggunakan Kapal Penumpang Lambelu dengan tujuan Nabire. Setelah tiba di Nabire, rencananya, YM akan menuju Pegunungan Papua untuk mendistribusikan senjata api dan amunisi tersebut.
Menurut Pudjo, penyelundup yakni YM, senjata itu dibeli langsung dibeli dari Filipina melalui jalur laut. "Dia masuk ke Filipina melalui Manado lalu menyeberang ke Sanger, kemudian naik speed boath selama 6 jam masuk ke Filipina Selatan," kata Pudjo.
Setelah membeli senjata api dan amunisi, YM kembali masuk Indonesia melalui jalur laut dengan rute yang sama.
Dari Manado, YM menuju Papua menggunakan Kapal Penumpang Lambelu dengan tujuan Nabire. Setelah tiba di Nabire, rencananya, YM akan menuju Pegunungan Papua untuk mendistribusikan senjata api dan amunisi tersebut.
Sungguh
hal seperti itu sangat rawan apabila Polda papua tidak berhasil
Membekuk kedua Pelaku dan Saya yakin Masih Banyak Oknum-oknum yang
masih berusaha untuk melakukan penyelundupan senjata ke dalam
indonesia, itu merupakan tindakan yang ilegal dan harus ditindak
lanjuti.
Sumber:
http://nasional.news.viva.co.id/
Minggu, 25 Mei 2014
Dua Aktivis KNPB yang Berhasil di Amankan Akibat Meresahkan Warga di OKABA Kabupaten MERAUKE
19.16
No comments
TNI/POLRI di bantu dengan Warga
setempat Behasil mengamankan dua orang aktivis Anggota KNPB yang
meresahkan warga setempat atas nama Ferdinandus Blagaize dan
Setentinus Blagaize di kampung Okaba Distrik Okaba Kabupaten
Merauke(24/05), kedua orang ini di tangkap akibat membawa selebaran
yang isinya tentang Referendum/ajakan-ajakan negatif untuk di
Sosialisasikan kepada Masyarakat di kampung Okaba tersebut.Sampai
saat ini kedua pelaku masih di tahan di polsek Okaba berserta dengan
barang bukti.(26/05)
Rabu, 21 Mei 2014
Di Gantikannya Moana Karkas (Mantan PM Vanuatu) Oleh Joe Natuman.
22.27
No comments
Moana
Karkas yang Baru Memerintah selama 13 Setengah bulan, dan akhirnya
menyerahkan Kekuasan sebagai PM Vanuatu kepada penggantinnya yaitu
Joe Natuman, Sedangkan Wakil PM di Jabat oleh pemimpin Nasional
Partai Persatuan Ham Lini , sementara mantan Perdana Menteri Sato
Kilman menjadi Menteri Luar Negeri . Alfred Carlot sebagai Menteri
Kehakiman , George Wells sebagai Menteri Kesehatan dan Charlot Salwai
Menteri Dalam Negeri.
Politik
internal Vanuatu memang dinamis. Masa kepemimpinan Perdana Menteri
tergantung pada mosi ketidakpercayaan Parlemen. PM. Moana Kalosil
dilengserkan karena isu Proyek Airport International ,Ijin
kependudukan ganda, dan sentimen lainnya seperti latar belakang
Moana yang Polinesia.
Sementara
itu, Kiery Manasseh, salah satu Senior staf Komunikasi diThe
Pacific Institute of Public Policy seperti
yang diwawancarai di salah salah satu stasiun Radio di Australia memprediksi bahwa ini suatu tantangan bagi Joe Natuman
karena menunjuk Sato Kilman sebagai Menteri Luar Negeri yang pro
Terhadap negara Indonesia.
Sangat
menarik untuk melihat bagaimana Natuman bisa bekerja dengan Sato, dan
terutama dalam kaitannya dengan Indonesia menjadi bagian dari MSG .
Di bawah Sato, Indonesia dimasukan dan menjadi bagian dari MSG
sebagai observer, sehingga adalah salah satu area di mana orang masih
bisa memiliki beberapa keraguan apakah pemerintah ini akan
berlangsung dan ini kunci tantangan bagi Natuman”, kata Manasseh.
Sebelumnya,
dibawa Perdana Menteri Moana, Joe Natuman adalah wakil khusus untuk
dekoloniasi di PBB. Pada bulan Januari lalu, Joe Natuman juga
memboikot kunjungan delegasi MSG ke West Papua karena dinilai
merupakan kepentingan ekonomi Indonesia, bukan untuk mendengar
perjuangan bangsa Papua.
Joe
Natuman belum mengeluarkan pernyataan tentang perjuangan West Papua,
namun ia mengatakan bahwa ia ingin Vanuatu kembali pada nilai-nilai
akar. “Pada dasarnya, saya ingin kita kembali ke akar kita dan
mengarahkan negara dan memastikan bahwa kita hidup dalam batas
kemampuan kita,” kata Natuman.