Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya….

Punya kemampuan memang baik, Tapi kemampuan menemukan kemampuan dalam diri orang lain adalah tes yang sesungguhnya.

Berjalanlah serentak dalam berisan dan bersihkan udara

“Wanita yang cantik tanpa pribadi yang mulia ,umpama kaca mata yang bersinar-bersinar, tetapi tidak melihat apa-apa”

Hiasilah kehidupan ini dengan senyuman kerana ia melambangkan kehidupan yang harmoni.

Rabu, 19 Agustus 2015

Filep karma seperti kacang lupa akan kulitnya



Rencana pembebasan yang diberikan oleh Presiden RI Joko Widodo kepada Filep Karma yang berstatus tahanan di Lapas klas I A Abepura di tolak mentah-mentah oleh orang politik tersebut dengan rasa bangga bahwa dirinya tidak ingin dibebaskan dengan Cuma-Cuma.
Kesombongan diri Filep Karma dengan menolak grasi tersebut menuai banyak isu yang beredar bahwa Filep Karma dianggap orang bodoh dan termasuk salah satu korban akibat stress karena terlalu lama berada di tahanan. Itu sebabnya dirinya diberikan grasi/pembebasan tetapi malah tidak  mau dan bahkan menjelek-jelekkan Presiden maupun Bangsa Indonesia dengan kata-katanya yang tidak bertanggungjawab.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) telah mengeluarkan surat untuk pembebasan tanahan politik atas nama Filep Karma. Pembebasan tersebut tepat akan diberikan pada tgl 17 Agustus 2015 kemarin. Namun, sang Tapol menolak pembebasannya karena menurutnya, masa tahanannya masih 3,5 tahun lagi. 

Ketika pada saat diwawancarai oleh salah seorang wartawan Tv, Filep Karma mengaku bahwa dirinya tidak ingin dibebaskan dari tahanan. “saya ini bukan orang Indonesia, saya ini orang Papua yang ditahan oleh Indonesia karena saya menuntut kebebasan di negara saya sendiri” ungkap Karma.

Pernyataan tersebut, sangat membingungkan seluruh orang yang mendengar maupun melihat Tapol tersebut berbicara seperti itu. Kalau bukan orang Indonesia mengapa berbicara menggunakan bahasa Indonesia?  Kalau bukan orang Indonesia mengapa tinggal di Tanah Papua yang merupakan bagian dari NKRI? Hal ini merupakan seperti orang bodoh yang sama sekali tidak pernah sekolah!.

Tujuan pemberian grasi tersebut merupakan langkah awal Presiden maupun Pemerintah Indonesia untuk menunjukkan kepada seluruh orang Papua bahwa hak dan kewajiban seluruh masyarakat Indonesia sama dari sabang sampai merauke. Sehingga nantinya tidak ada yang harus dipermasalahkan dalam masalah hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia.

Dalam hal ini Filep Karma sesungguhnya sangatlah memiliki nasib yang cukup beruntung bila dibandingkan dengan Tapol-tapol lainnya yang masih ditahan di Lapas tersebut. Penolakan grasi ini dibantahnya dan ditolak dengan menuntut agar dirinya bukan diberikan grasi melainkan amnesti/pengembalian nama baik. tidak hanya itu, Filep Karma juga menuntut agar seluruh Tapol yang telah ditahan maupun daftar pencarian kejahatan di Papua (OPM) agar dibebaskan dan diberikan keleluasaan untuk menjalankan segala aktivfitasnya di Tanah Papua ini.

Hal tersebut yang pastinya nanti akan menyebabkan Tanah Papua ini kembali menjadi Tanah yang Penuh dengan air mata dan korban jiwa yang harus jatuh akibat tindakan kriminalitas dan kejahatan mereka. Apalagi sekarang ini kelompok mereka seperti OPM, KNPB dan lain-lain telah bermusuhan satu antara yang lain. Pastinya dibalik itu semua, bila semua Tapol maupun orang yang telah melakukan kejahatan kriminal di bebaskan pasti akan menyebabkan kekacauan di seluruh Papua maupun Papua Barat.

Langkah tersebutlah yang saat ini diperhatikan oleh Presiden Jokowi agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan oleh negara Indonesia ini. Diharapkan dengan grasi yang diberikan kepada Filep Karma dapat memberikan pengertian kepada pihak-pihak yang masih bersebrangan dengan NKRI dapat berubah, sehingga mau untuk kembali kepangkuan ibu pertiwi guna mengabdi sebagai anak bangsa yang baik. Apalagi baru-baru ini kita telah melaksanakan hari besar negara kita yaitu HUT NKRI yang ke 70, maka dengan itu akan menambah rasa jiwa nasionalisme kita sebagai anak bangsa Indonesia.

Senin, 17 Agustus 2015

Pemprov Mengapresiasi Korps Marinir yang menanam 8.000 terumbu karang di kawasan Pantai Dok II Kab jayapura



Jayapura  - Pemerintah Provinsi Papua mengapresiasi Korps Marinir yang menanam 8.000 terumbu karang di kawasan Pantai Dok II Kabupaten jayapura dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sekretaris Daerah Provinsi Papua TEA Hery Dosinaen di Jayapura, Minggu, menyatakan bahwa penanaman terumbu karang menjadi penting di Papua sebagai bentuk penyelamatan lingkungan hidup, terutama kawasan laut.

"Kegiatan ini sangat bagus, karena kita bisa memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa terumbu karang yang rusak akibat bom dan pembuangan sampah, sehingga membuat ekosistem laut rusak," ucapnya.

Ia menimpali, "Oleh sebab itu, masyarakat harus sadar bahwa terumbu karang merupakan masa depan bagi laut dan generasi penerus."

Ditegaskannya, ke masa depan Pemprov Papua bersama Pangkalan Utama Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (Lantamal) X dan seluruh masyarakat harus bersama-sama menjaga lingkungan laut, terutama kehidupan terumbu karang di sepanjang pantai Papua.

"Atas nama Pemprov Papua, kami mengharapkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian terumbu karang," kata Dosinaen.

Komandan Batlyon Infantri (Danyonif) Marinir Pertahanan Pangkalan X Jayapura, Letkol (Mar) Sunardi, menjelaskan bahwa kegiatan penanaman terumbu karang merupakan bagian dari gerakan nasional yang dibuat oleh Markas Besar TNI Angkatan Laut.

"Untuk kali ini kita melakukan penanaman terumbu karang sebanyak 8000 bibit, sebelumnya kita juga telah melakukan penanaman sebanyak 10.136 bibit di Sorong dan sekitarnya, Pantai Hamadi dan Kayu Pulo," jelasnya.

Menurut Sunardi, penanaman itu merupakan bentuk kepedulian Marinir terhadap masyarakat, sehingga pihaknya berharap kepada seluruh masyarakat harus ikut menjaga terumbu karang karena sangat berguna untuk masa depan dari Papua maupun Indonesia.

"Semua harus menjaga terumbu karang, dan yang menjaga bukan hanya orang Papua saja yang menjaga, tetapi orang pendatang di Papua juga harus menjaga terumbu karang, jika terumbu karang bagus, laut jernih maka ikan akan banyak," demikian Sunardi.

25 Veteran Papua dapat santunan Rp1,5 juta dari Pertamina



Jayapura - Sebanyak 25 veteran yang berada di Jayapura, Papua, mendapat santunan senilai Rp1,5 juta per orang sebagai bentuk "tali kasih" Pertamina atas jasa mereka dalam kemerdekaan dan menjaga keutuhan Indonesia.

General Manajer Pertamina MOR VIII Maluku-Papua Mohammad Irfan, di Jayapura, Senin, mengatakan bantuan tali asih ini merupakan bentuk apresiasi dan rasa terima kasih kepada para pejuang kemerdekaan maupun keutuhan NKRI.

"Kegiatan Pertamina Peduli Veteran Pejuang Kemerdekaan merupakan bentuk apresiasi, rasa syukur dan ucapan terima kasih segenap insan Pertamina Pemasaran kepada para pejuang kemerdekaan dan keutuhan NKRI," katanya.

Mohammad Irfan menjelaskan kegiatan ini menunjukkan bahwa Pertamina Pemasaran peduli terhadap para pejuang.

"Masing-masing veteran kami bantu dana sebesar Rp1,5 juta tiap orang. Total dana CSR (tanggung jawab sosial) kami berjumlah Rp2 miliar," ujarnya.

Dia menuturkan kegiatan Pertamina Peduli Veteran Pejuang Kemerdekaan ini dilaksanakan di seluruh unit Marketing Operating Region (MOR) seluruh Indonesia dengan total bantuan kepada 230 veteran.

"Untuk MOR I Medan sebanyak 20 orang, MOR II Palembang 50 orang, MOR III Jakarta 25 orang, MOR IV Semarang 25 orang, MOR V Surabaya 50 orang, MOR VI Balikpapan 20 orang, MOR VII Makasar 40 orang dan MOR VIII Jayapura 25 orang," katanya lagi.

PT Pertamina (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi terintegrasi di Indonesia dengan nilai pendapatan71,7 miliar dolar AS.