Jika manusia kehilangan sahabatnya, dia akan melihat sekitarnya dan akan melihat sahabat-sahabatnya datang dan menghiburnya….

Punya kemampuan memang baik, Tapi kemampuan menemukan kemampuan dalam diri orang lain adalah tes yang sesungguhnya.

Berjalanlah serentak dalam berisan dan bersihkan udara

“Wanita yang cantik tanpa pribadi yang mulia ,umpama kaca mata yang bersinar-bersinar, tetapi tidak melihat apa-apa”

Hiasilah kehidupan ini dengan senyuman kerana ia melambangkan kehidupan yang harmoni.

Sabtu, 30 Agustus 2014

Kejanggalan Dibalik Penolakkan Otopsi Marthinus Yahume

Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Marthinus Yohame diduga sebagai mayat misterius yang ditemukan beberapa hari lalu oleh seorang nelayan di Pulau Nana, Distrik Doom, Kabupaten Sorong.Mayat misterius ini diyakini sebagai Marthinus Yohame setelah keluarga melihat berdasarkan ciri-ciri fisik yang ada pada korban. Kepolisian yang akan melakukan otopsi guna mengetahui penyebab kematian korban, apakah dipukuli dengan benda tumpul, terkena sabetan atau tikaman benda tajam atau bahkan bisa diketahui bahwa korban ditembak dan lain-lain, ditolak oleh pihak keluarga.Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Sulistyo Pudjo yang mengkonfirmasi berita tersebut menyatakan bahwa sudah ada beberapa orang yang mewakili keluarga korban dan dipimpin kepala suku mereka datang ke Polresta Sorong. 
Mereka datang menemui Kapolres dan Kasatreskrim untuk menyatakan menolak dilakukannya otopsi pada jenazah, entah apa alasannya namun telah dijelaskan kepada keluarga bahwa otopsi yang akan dilakukan merupakan syarat mutlak dalam pengungkapan kasus tersebut.Kematian ketua KNPB ini menimbulkan kesimpangsiuran tentang sebab kematiannya, berdasarkan informasi yang beredar bahwa Mathinus Yahume dikabarkan hilang setelah melakukan jumpa pers terkait kedatangan Presiden RI ke Sorong pada Pukul 15.00 WIT. Beberapa menit klemudian selesai jumpa pers, kemudian seorang perempuan dari Komnas HAM menelpon Martinus Yohame untuk mengadakan pertemuan. Kemudian perempuan tersebut beserta rombongannya lalu datang menemui Martinus di depan kantor Walikota Sorong, dengan menggunakan mobil avanza warna merah, lalu mengajak Martinus pergi bersama mereka menuju ke toko Mega Mal Sorong, KM 9 Sorong untuk makan bersama sambil membicarakan sesuatu yang tidak diketahui dalam pertemuan tersebut.Sebelum bubar keduanya saling bertukar No HP, dan perempuan tersebut mengatakan bahwa akan menghubungi Marthinus untuk melakukan pertemuan selanjutnya pada hari Rabu, 20 Agustus 2014. Selanjutnya komunikasi dilakukan melalui telepon dan SMS hingga terakhir pada hari Rabu malam (20/8) pukul 24.00 WIT, hari dimana hilangnya Marthinus.Hal inilah yang lalu kemudian dengan sengaja disimpulkan oleh KNPB, dengan memunculkan persepsi bahwa pelaku penculikan dan pembunuhan adalah pihak keamanan, baik TNI maupun Polri. Namun sebelumnya yang perlu menjadi pertanyaan adalah apa sebenarnya yang terjadi dalam pertemuan seorang perempuan dari Komnas HAM dengan Martinus? Kenapa Marthinus Yahume tidak ditemani dengan rekan-rekannya yang lain pada saat pertemuan tersebut?Jika dilihat dari saratnya konflik kepentingan yang terjadi di tubuh KNPB, hal ini sangatlah wajar jika Martinus memilih untuk tidak ditemani rekannya saat bertemu dengan Komnas HAM tersebut.
Hal ini kemungkinan dapat dijadikan sebagai keuntungan positif baginya jika andai saja ada penawaran menarik yang diberikan kepadanya.Dan bukan hal aneh jika pertemuan yang terjadi dengan sang perempuan tersebut tidak diketahui teman-temannya dengan harapan sang Ketua lah yang mengeruk keuntungan pribadi tersebut.Pernah disampaikan Yalli Kombo, bahwa pernah ada pihak TNI yang mendatangi dan berkoordinasi ke Sekretariat KNPB dengan menggunakan Toyota Avansa warna putih, mencari Martinus pada 21 Agustus 2014 malam dan 22 Agustus 2014 pagi, untuk mengantarkan oleh-oleh langsung kepada Martinus dan tidak boleh diwakilkan.Hal ini jelas pula disampaikan oleh Agus Kosay dalam pernyataannya bahwa ada juga pihak Kodim yang ingin memberikan uang dari Jakarta dan tidak bisa diwakilkan. Mengapa tidak boleh diwakilkan? Seolah-olah segalanya adalah hak prerogatif dari sang Ketua. Ditambah lagi kedekatan sang Ketua dengan pihak aparat keamanan menjadi suatu 'ancaman' bagi pergerakan KNPB. Hal ini tentu menambah kekecewaan di kalangan anggota KNPB sendiri. Mengapa Martinus seolah-olah menyembunyikan sesuatu dari rekan-rekannyaKejadian-kejadian di atas menjadi puncak dari konflik kepentingan yang terjadi di antara kalangan KNPB sendiri.
Satu hal yang menjadi penting untuk dipertanyakan adalah mengapa pihak KNPB dan keluarga menolak untuk melakukan autopsi, dan hanya melakukan visum luar terhadap mayat Martinus? Padahal dari hasil visum yang dilakukan oleh pihak RSUD Sorong bahwa terjadi kematian yang tidak wajar dimana pada dada kiri korban terdapat luka lubang berdiameter 1 cm.Seandainya dilakukan autopsi terhadap mayat tersebut tentu akan jelas terungkap apa penyebab luka lubang berdiameter 1 cm tersebut, penyebab, waktu dan modus, dan bukti-bukti yang terdapat dari tubuh korban.Penolakkan pihak keluarga yang didampingi pihak KNPB terhadap dilakukannya autopsi, menimbulkan pertanyaan, ada apa gerangan? Apakah untuk mengarahkan opini dan persepsi publik bahwa pelaku seolah-olah berasal dari aparat keamanan?  Mengingat dari persepsi yang disebarkan pihak KNPB bahwa lubang di dada tersebut adalah akibat ditembak oleh peluru tajam. Padahal lubang berdiameter 1 cm tersebut tidaklah melulu oleh karena peluru tajam. Seandainyapun itu adalah peluru tajam, seandainya dilakukan autopsi dan pengangkatan peluru, maka akan dapat diketahui jenis peluru tersebut. Mengingat akan sangat mudah untuk mengenali apakah itu peluru organik atau bukan.